Sabtu, 01 November 2014

Gigi Sensitif
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang masih mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum. Melalui pengalaman orang banyak misalnya saja Firman namanya merasa ngilu mendadak digiginya. Dia baru saja minum es lemon tea yang segar. Namun giginya entah mengapa langsung ngilu dengan rasa sakit yang luar biasa padahal ia rajin mengosok gigi (Meilia, 2014).
Berdasarkan alasan-alasan diatas, penulis tertarik untuk meneliti suatu permasalahan yaitu pengetahuan tentang ngilu akibat gigi sensitif. Keluhan gigi sensitif ini bisa menimpa siapa saja dan bahkan  sangat sering dijumpai masyarakat, namun separuh dari penderita gigi sensitif tidak menyadarinya.





BABA II
ISI
2.1 Morfologi Gigi Sensitif
Gigi merupakan jaringan terkeras di tubuh manusia, bahkan lebih keras dibandingkan tulang juga organ tubuh yang cukup sensitif. Berikut daerah struktur gigi sensitif yang dapat dilihat pada (Gambar 2.1). Permasalahan pada gigi sensitif berbeda dari kelainan gigi lainnya, karena gigi sensitif bukanlah suatu penyakit, melainkan terdapatnya perubahan pada struktur gigi dan gusi, dimana terjadi penipisan lapisan email (lapisan pelindung terluar gigi) ataupun penurunan gusi.




Gambar 2.1 Struktur Gigi sensitive
Sumber: (http://sensodyne.co.id)
Email gigi
Email adalah lapisan terluar gigi, yang menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam. Pola makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan email gigi. Jaringan email gigi tidak mengandung persyarafan, sehingga bila terjadi kerusakan yang terbatas hanya pada email tidak akan terasa sakit. Bila terjadi kerusakan pada email, tidak dapat mengadakan pemulihan diri dengan sendirinya seperti halnya pada tulang atau jaringan dentin.
Email menutupi mahkota anatomis gigi dengan ketebalan yang berbeda-beda di daerah-daerah tertentu, email paling tebal di daerah permukaan kunyah gigi (di insisal gigi insisif dan oklusal gigi molar), dan semakin kebawah makin menipis. Warnanya putih, namun email memiliki sifat translusen dan memungkinkan warna dentin yang kuning sedikit terlihat, sehingga member tampilan gigi terlihat kuning.
Secara mikroskopis, lapisan email tersusun oleh prisma email yang merupakan kristal hidroksiapatit  dengan pola orientasi yang khas. Meski strukturnya keras dan padat, email mampu dilewati oleh ion dan molekul tertentu misalnya zat warna dari makanan atau minuman tertentu.
Jaringan Dentin
Dentin merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak dibandingkan email karena komposisi material organiknya lebih banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di mana 85 % dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak ± 10 % dan material anorganik 70 %.
Di daerah permukaan mahkota gigi, dentin terletak di bawah email. Tapi di bagian akar dentin tidak ditutupi oleh email melainkan oleh sementum. Di bagian bawahnya,  dentin menjadi atap bagi rongga pulpa. Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan persyarafan bagi gigi. Oleh karena itu secara anatomis, dentin sangat berhubungan erat dengan jaringan pulpa. Kebanyakan ilmuwan menganggap dentin dan pulpa adalah satu jaringan dan membentuk pulp-dentin complex.
Secara mikroskopis, dentin berbentuk seperti saluran yang disebut tubuli dentin dan berisi sel odontoblast dan cairan tubuli dentin. Sel ini dianggap sebagai bagian dari dentin maupun jaringan pulpa karena badan selnya ada di rongga pulpa namun serabutnya (yang disebut serabut tomes) memanjang ke dalam tubuli-tubuli dentin yang termineralisasi. Serabut tomes inilah yang membuat dentin dianggap sebagai jaringan hidup dengan kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang fisiologis maupun patologis.




Gambar 2.2 Jaringan Dentin
Sumber: (http://sensodyne.co.id)
Bila dentin terekspos ke lingkungan karena karies telah mencapai dentin atau karena gigi tersebut patah, maka gigi akan sensitif terhadap perubahan suhu (misalnya pada saat berkontak dengan makanan panas/dingin) dan akan terasa sakit. Hal ini disebabkan karena tubuli dentin berisi cairan seperti serum yang berkesinambungan dengan cairan ekstraseluler pada jaringan pulpa.  Dengan tereksposnya tubuli dentin, cairan dalam tubuli ini akan mengalir dari pulpa ke arah luar yaitu perbatasan email dengan dentin, sehingga mempengaruhi ujung syaraf gigi. Akibatnya syaraf gigi akan teraktivasi dan mengirimkan sinyal ke otak dan terasa sakit.
2.2 Penyebab Rasa Ngilu
Faktanya, rasa ngilu di gigi merupakan pertanda terjadinya hipersensitif dentin atau gigi sensitif. Menurut dokter gigi Ariandes Veddytaro, gigi sensitif (dentin hipersensitif) adalah rasa nyeri yang tajam dan terjadi dalam durasi yang pendek pada dentin (lapisan terluar pada gigi) yang terbuka. Rasa nyeri itu timbul karena saraf yang ada pada dentin terpapar langsung dengan lingkungan atau udara. Sensasi yang dirasakan merupakan respons dari rangsangan yang dipicu oleh udara dingin, tekanan udara yang tinggi, gula, asam, atau tekanan pada gigi.
Letak dentin sendiri ada di bawah email. Dentin terdiri dari jutaan sel kecil yang tersusun seperti tabung yang peka terhadap suhu dan sentuhan. "Dalam kondisi normal dentin ditutupi oleh dentin smear layer. Jika smear layer ini rusak maka dentin akan terbuka dan bila terkena sesuatu yang merangsang saraf akan menyebabkan rasa ngilu," kata drg.Robert Lessang, Sp.Perio, dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Pembentukan lapisan email gigi yang kurang sempurna (ename hypoplasia) dapat pula terjadi pada kasus tertentu. Keadaan tersebut akan menjadikan gigi menjadi lebih sensitif. Selain itu, adanya penumpukan sisa-sisa makanan di daerah pertemuan gigi juga bisa menimbulkan gigi ngilu. Sisa makanan ini akan masuk melalui sela-sela gigi dan sulit terjangkau sikat gigi sehingga akan sulit dibersihkan. Lama-kelamaan penumpukannya akan makin banyak dan menekan.

2.3 Penyebab Gigi Sensitif
Gigi sensitif terjadi karena ada penipisan pada lapisan email (lapisan luar gigi) sehingga lapisan tengah gigi, yang disebut dengan "dentin" menjadi terbuka. Dentin terdiri atas tabung-tabung kecil (tubula) yang menyambung ke ujung saraf dan dipenuhi dengan cairan. Apabila dentin yang terbuka ini terkena rangsang dari makanan/minuman yang dingin, panas, manis, ataupun asam dapat menyebabkan cairan ini untuk bergerak. Gerakan cairan inilah yang menyebabkan ujung saraf bereaksi, memicu timbulnya rasa ngilu yang pendek tajam.
Beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat menyebabkan terjadinya gigi sensitif, diantaranya:
1.Menyikat gigi dengan tekanan yang terlalu kuat

Berupaya menyikat gigi sebersih mungkin, dengan menyikat gigi terlalu sering dengan tekanan yang terlalu kuat, serta menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang keras (kasar), perlahan dapat menyebabkan terjadinya penipisan lapisan email gigi yang mengakibatkan dentin gigi terbuka. 
2.Gangguan pada gusi (Gingivitis)

Apabila gusi mengalami gangguan ataupun pergerakkan struktur gusi (gusi turun) maka akan menyebabkan terdapatnya area pada gigi yang pada awalnya terlindung oleh gusi, menjadi terbuka. Dan kondisi inilah yang disebut dengan gigi sensitif, dimana terdapat lapisan leher gigi yang seharusnya terlindung oleh gusi menjadi terbuka.
3. Menggertak-gertakkan gigi
Terdapat beberapa orang yang memiliki kebiasaan menggertak-gertakkan gigi saat sedang diam maupun ketika waktu tidur. Kebiasaan ini perlahan-lahan dapat menyebabkan pengikisan lapisan email pada gigi yang mengakibatkan dentin gigi menjadi terbuka.
4. Gusi turun
Penurunan gusi yang terjadi pada gigi menyebabkan kondisi gigi sensitif. Penurunan gusi ini menyebabkan lapisan gigi yang pada awalnya terlindung oleh gusi, menjadi terbuka. Dan kondisi inilah yang disebut dengan gigi sensitif, dimana terdapat lapisan tengah gigi (dentin) yang terbuka.
5. Sering mengkonsumsi makanan terlalu asam
Suka makan makanan yang terlalu asam bisa membuat gigi anda sensitif. Jika gigi sudah sensitif, sulit bagi and merasakan nimatnya makanan asam atau dingin karena kadang rasanya sangat ngilu di gigi.
Aktivitas menghancurkan makanan yang dilakukan gigi secara terus-menerus ketika mengunyah di saat makan juga menjadi salah satu pemicu terkikisnya enamel gigi. Ariandes menegaskan, "Ini proses alamiah. Bila gigi digunakan mengunyah secara terus-menerus, seiring berjalannya waktu, gigi akan mengalami pengikisan."
6. Pasta gigi pemutih
Pasta gigi yang khusus untuk memutihkan gigi biasanya terdapat bahan kimia yang dapatmembuat gigi anda sensitif. Segera berganti pasta gigi apabila anda masih menggunakan pasta gigi pemutih.
7. Plak berlebihan
Makanan yang kita konsumsi bisa meninggalkan plak di gigi. Untuk itulah kita harus rajin menggosok gigi. Namun direkomendasikan anda pergi ke dokter gigi untuk pembersihan plak pada gigi setiap 6 bulan sekali.
Plak gigi adalah suatu lapisan bening, sangat tipis , terdiri dari mucus dan kumpulan bakteri yang menyelimuti permukaan gigi. Plak gigi hanya dapat dilihat dengan pewarnaan pada gigi. Plak merupakan penyebab lokal dan utama terbentuknya penyakit gigi dan mulut yang lain seperti karies (lubang gigi), kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya. Oleh karena plak tidak dapat dihindari pembentukannya, maka mengurangi akumulasi plak adalah hal yang sangat penting untuk mencegah terbentuknya panyakit gigi dan mulut. Cara yang paling umum dan murah adalah sikat gigi. Dengan atau tanpa pasta gigi, minimal 2 kali dalam sehari kita harus menyikat gigi. Pagi dan sebelum tidur malam. Lebih ideal jika kita menggunakan bantuan disclosing agent untuk melihat apakah penyikatan gigi yang kita lakukan sudah benar-benar sempurna. Gigi yang terbebas dari plak ditandai dengan tidak adanya pewarnaan oleh disclosing pada gigi. Selain itu
perabaan dengan lidah mengidentifikasikan dalam bentuk gigi terasa kesat — bukan licin. Jika masih terasa licin maka masih terdapat plak.
8. Buruknya kebersihan gigi dan mulut
Sejumlah pakar kesehatan gigi menemukan sejumlah bakteri di mulut yang dapat masuk ke aliran darah dan memicu penyumbatan. Kondisi ini meningkatkan potensi penyakit jantung dan stroke.
Bakteri yang paling banyak berkembang biak di mulut yang tak bersih adalah bakteri Streptococcus. Bakteri ini memang tak memiliki akses langsung ke dalam tubuh, tapi berpeluang masuk ke aliran darah ketika terjadi perdarahan pada gusi. Bakteri yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat memicu terjadinya pembekuan darah yang akhirnya bisa menghambat suplai oksigen ke jantung dan otak.
Dengan demikian, hasil penelitian ini memperkuat studi yang pernah dilakukan di Skotlandia terhadap lebih dari 11 ribu orang dewasa. Studi ini menemukan bahwa orang dengan kesehatan gigi dan mulut buruk beresiko 70 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung. Untuk itu, Anda wajib menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tak hanya dengan rajin menggosok gigi dan menggunakan benang gigi usai makan, tapi juga melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi. Bagaimanapun gigi merupakan aset yang sangat berharga.

2.4 Pemicu dan mulai terjadinya hipersensitif dentin 
Pemicunya berupa rangsangan terhadap tubulus dentin yang terbuka seperti taktil atau sentuhan, uap, kimiawi dan rangsangan panas atau dingin. Namun, rangsangan dingin merupakan rangsangan yang paling sering menyebabkan hipersensitif dentin. Dimana rangsangan dingin menyebabkan gerakan cairan ke luar dan menghasilkan respon saraf lebih cepat dan besar bila dibandingkan dengan rangsangan panas yang menyebabkan gerakan cairan ke arah dalam. Hal ini dapat menjelaskan bahwa adanya respon yang cepat dan hebat terhadap rangsangan dingin dibandingkan dengan respon yang lambat terhadap rangsangan panas. Oleh karena itu, perubahan tekanan sepanjang dentin akan mengubah reseptor nyeri pada daerah pulpodentinal. 
Seperti yang dijelaskan pada teori hidrodinamik bahwa pergerakan cairan dalam tubulus dentin (ke dalam dan ke luar) akan menyebabkan stimulus pada saraf pulpa. Dan teori hirodinamik juga menyimpulkan bahwa hipersensitif dentin dimulai dari dentin yang terpapar mengalami rangsangan, lalu cairan tubulus bergerak menuju reseptor saraf perifer pada pulpa yang kemudian melakukan pengiriman rangsangan ke otak dan akhirnya timbul persepsi rasa sakit.
Beberapa pasien yang terkena termal dingin dan panas biasanya giginya terasa ngilu. Jika permukaan marginal pada bukal gigi akan sensitif untuk dingin atau sentuhan mekanis, kasus yang utama permukaan akar sensitif menyebabkan resesi gingiva. Biasanya pada kasus yang lain diakui hipersensitivitas adalah bleaching (pemutihan) gigi. Ketika sensitivitas dapat membuat pasien mulai menyikat gigi pada daerah yang sensitif maka hal itu akan menambah perkembangan dari inflamasi gingiva dan sensitivitas meningkat. Termal sensitivitas di atas permukaan oklusal mungkin mengindikasi restorasi yang salah atau pemakaan pada permukaan oklusal yang berlebihan mempengaruhi nervus pada gigi. Tekanan sensitivitas dapat diindikasi dengan kuat atau restorasi fraktur atau fraktur gigi. Banyak pasien biasanya bertanya apa yang membuat gigi mereka sensitif. Respon yang positif harus diikuti dengan teliti pada gigi dari berbagai sudut untuk mendeteksi vertikal dan horizontal yang benar atau fraktur enamel. Kaca gigi dapat digunakan untuk melihat kondisi gigi dengan bantuan cahaya lampu. Daerah sensitif harus dicatat pada rekam medik pasien dan dipertimbangkan untuk rencana perawatan yang selanjutnya.
  


Gambar 2.3 Gambaran etiologi dan mekanisme terjadinya hipersensitif dentin (Strassler HE, Drisko CL, Alexander DC).
Sumber: (http://www.insidedentalassisting.com)

2.5 Mencegah Gigi Sensitif
Jika gigi sensitif, terdapat beberapa langkah simpel namun penting yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gigi sensitif diantaranya: 

  1. Selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut, dengan menyikat gigi dua kali sehari.
  2. Menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif dua kali sehari secara teratur
  3. Tidak melakukan penyikatan gigi dengan tekanan yang terlalu kuat
  4. Menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut
  5. Mengurangi konsumsi makanan/minuman yang banyak mengandung asam
  6. Hindari kebiasaan menggertak-gertakkan gigi saat sedang diam dan saat tidur
  7. Berkunjunglah ke dokter gigi secara rutin untuk memeriksakan kondisi gigi, serta berkonsultasi mengenai masalah yang ada pada gigi.
Selain itu, penderita gigi sensitif juga disarankan untuk tidak lekas menyikat gigi setelah makan. Menyikat gigi setelah makan bisa memicu terjadinya gigi sensitif karena pH di dalam mulut mengalami penurunan sehingga ada baiknya menunda menggosok gigi setelah makan atau melakukan sikat gigi 25 menit setelahnya. Saat menggosok gigi gunakan bulu sikat yang lembut tanpa harus menggosok dengan kuat.
Orang yang mengalami gigi sensitif disarankan untuk menggunakan pasta gigi yang mengandung potasium nitrat dan strontinum chloride seperti pasta gigi sensodyne.  Dengan penyikatan gigi 2x sehari secara teratur, Sensodyne membentuk lapisan perlindungan dalam gigi. Sensodyne bekerja masuk ke dalam lapisan gigi, memberikan perlindungan dari rasa ngilu. Tidak perlu khawatir perlindungan akan hilang ketika makan atau minum. Sensodyne mengandung formula teknologi NovaMin, yang dapat membentuk kembali lapisan mineral gigi yang alami untuk melindungi area gigi yang sensitif. Teknologi NovaMin bekerja apabila tercampur dengan saliva (air liur) menghasilkan ion-ion kalsium dan fosfat, yang merupakan materi pembentuk lapisan gigi. Cara kerja Sensodyne tergantung dari pada bahan aktif yang terkandung pada tiap-tiap varian. Berikut 2 bahan aktif yang terkandung pada varian Sensodyne:
1) Potassium Nitrat
Potassium Nitrat yang terkandung pada Sensodyne, bekerja menenangkan saraf, memberikan perlindungan dari rasa ngilu. Studi klinis menunjukkan bahwa Potassium Nitrat mampu membantu memberikan perlindungan dari rasa ngilu, dengan penggunaan rutin 2x sehari secara teratur.

Gambar 2.4 Kerja Dari Potassium Nitrat

Sumber: (http://sensodyne.co.id)

2) Stronsium asetat
Stronsium Asetat yang terkandung pada Sensodyne, menggantikan kandungan kalsium yang hilang dari dentin dengan cara menyumbat tubula dentin yang terbuka oleh karena terkikisnya lapisan email gigi maupun penurunan gusi. Hal ini menyumbat pergerakan dari cairan masuk ke tubula dentin yang terbuka dan menyebabkan rasa ngilu.
Gambar 2.5 Kerja Dari Stronsium asetat
Sumber: (http://sensodyne.co.id)



BAB III
PENUTUP
Simpulan
Gigi merupakan organ tubuh yang cukup sensitif. Permasalahan pada gigi sensitif bukanlah suatu penyakit, melainkan terdapatnya perubahan pada struktur gigi dan gusi. Tepatnya gigi sensitif terjadi karena ada penipisan pada lapisan email (lapisan luar gigi) sehingga lapisan tengah gigi, yang disebut dengan "dentin" menjadi terbuka. Dentin terdiri atas tabung-tabung kecil (tubula) yang menyambung ke ujung saraf dan dipenuhi dengan cairan. Apabila dentin yang terbuka ini terkena rangsang dari makanan/minuman yang dingin, panas, manis, ataupun asam dapat menyebabkan cairan ini untuk bergerak. Gerakan cairan inilah yang menyebabkan ujung saraf bereaksi, memicu timbulnya rasa ngilu yang pendek tajam.
Mencegah gigi sensitif yang terpenting dengan menyikat gigi dua kali sehari dengan tidak melakukan penyikatan gigi dengan tekanan yang terlalu kuat, menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut, mengurangi konsumsi makanan/minuman yang banyak mengandung dingin, panas, manis, ataupun asam, menggunakan pasta gigi yang mengandung potasium nitrat dan strontinum chloride seperti pasta gigi sensodyne dan Berkunjunglah ke dokter gigi secara rutin untuk memeriksakan kondisi gigi, serta berkonsultasi mengenai masalah yang ada pada gigi.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Gigi sensitif. http://sensodyne.co.id/tentang-gigi-sensitif/apakah-yang-menyebabkan-gigi-sensitif.aspx. (Diakses tanggal 12 April 2014).

Anonim. 2014. Proses Terjadinya Hipersensitif Dentin. http://www.deherba.com/hipersensitif-dentin.html.  (Diakses tanggal 12 April 2014).

Meilia. 2014. http://mediaIndonesia.com/2011/04/Gigi Sensitif.html. (Diakses tanggal 29 Maret 2014).

Pratiwi, 2007. Ilmu Gigi. Diterjemahkan oleh H. Purnomo dan Adiono. Jakarta: Universitas Indonesia.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar